Wednesday, 1 March 2017

Anti biotik menggunakan darah komodo ?


Ketika kamu sudah terserang radang tenggorokan, infeksi telinga, atau bronkitis dokter selalu memberikan Obat umum, seperti penisilin dan sefalosporin, bekerja untuk menghilangkan infeksi dalam tubuhmu. Dari waktu ke waktu, manusia sangat bergantung pada obat ini.

Ketika obat berhenti bekerja, peneliti harus melakukan segala sesuatu yang merekauntuk membuat yang baru yang lebih efektif. Artinya, mereka bisa memanfaatkan bahan-bahan yang tidak konvensional. Penelitian terbaru menunjukkan resistensi antibiotik terus meningkat.

Dirangkum TribunTravel.com dari laman Boredomtherapy.com, teknik baru yang digunakan ilmuwan di George Mason University untuk membuat obat baru kali ini sungguh tak lazim. Kekebalan terhadap antibiotik menjadi lebih umum pada manusia. Itu artinya, infeksi misalnya radang tenggorokan dan bronkitis bisa menjadi semakin parah.

Tentu saja, para ilmuwan harus terus mengembangkan metode baru untuk membuat obat-obatan yang bisa mengalahkan infeksi, meskipun harus menggunakan metode yang agak tidak lazim. Tim peneliti di George Mason University di Fairfax, Virginia telah menemukan cara baru yang aneh yaitu dengan menggunakan darah Komodo.

Para peneliti menemukan bahwa makhluk ini memiliki senyawa kimia dalam darah mereka yang membunuh bakteri dan memerangi infeksi. Senyawa kimia itu dikenal sebagai CAMP, yaitu peptida antimikroba kationik. Tim peneliti kemudian menguji delapan senyawa ini pada dua bakteri super yaitu, pseudomonas aeruginosa dan MRSA.

Ajaibnya, delapan senyawa itu terbukti bisa membunuh pseudomonas aeruginosa, sementara tujuh yang lain membunuh MRSA. "Sel darah komodo menunjukkan memiliki sifat antibakteri," kata para peneliti dalam sebuah wawancara. Mungkin tidak ada yang membayangkan, cara kreatif untuk membuat antibiotik bisa berkembang sampai sejauh ini.

Source: tribuntravel.com


No comments:

Post a Comment