Berikut adalah perbedaan lapar fisik dan lapar emosi
Sering kali, kita makan untuk memuaskan nafsu dan keinginan kita pada makanan tertentu, bukan karena kita lapar. Selain itu, kita juga ingin makan sesuatu untuk menghilangkan stress, menghilangkan kebosanan, atau untuk teman nonton film. Itulah yang disebut emotional eating.
Emotional eating adalah dorongan makan yang muncul untuk memenuhi kebutuhan emosi, bukan untuk memenuhi kebutuhan fisik. Kita memilih suatu makanan sebagai alasan untuk membuat perasaan lebih bahagia, atau menghilangkan kebosanan memang baik.
Namun, jika kita menggunakan makanan sebagai jalan keluar dari masalah kita, hati-hati, kita akan terperangkap dalam siklus emotional eating yang tidak sehat, seperti yang dijelaskan oleh Naomi Ernawati Lestari, S.Psi., M.Psi, psikolog di Light House Indonesia.
Ada perbedaan yang bisa dilihat, apakah kita sedang lapar emosi atau lapar fisik. Lapar emosi biasanya muncul secara tiba-tiba, seperti misalnya ingin makan di cafe yang sedang kita lewati, ingin memesan berbagai kue yang ada di depan kita. Rasa ingin makan dan lapar emosi itu ingin dipenuhi sesegera mungkin.
Selain itu, menginginkan makanan tertentu. Ingat-ingat, apakah kita sering beralasan sedang ngidam saat ingin makan sesuatu padahal kita tidak dalam kondisi hamil? Itulah satu tanda lapar emosi.
Kemudian, setelah kita membeli dan makan makanan yang kita inginkan itu, bisa saja kita masih merasa lapar dan ingin makanan yang lain. Setelahnya, lapar emosi juga membuat kita memiliki perasaan bersalah, tidak berdaya, dan malu karena telah makan.
Berbeda dengan lapar fisik yang muncul secara bertahap dan masih bisa ditahan, kita akan makan makanan yang memang menurut kita mengenyangkan. Kita juga mengontrol porsi sesuai kebutuhan kita, dan akan berhenti makan bila merasa lapar. Selain itu, lapar fisik juga tidak membuat kita merasa menyesal karena makan.
Source: tribuntravel.com
No comments:
Post a Comment