Sunday, 5 March 2017

Bakteri pada kulit bisa membantu menghadang mikroba berbahaya yang menyebabkan infeksi kulit


Para peneliti di Universitas California San Diego memeriksa 10.000 koloni bakteri dan menemukan dua bakteri -- S. hominis dan S. epidermis -- yang ternyata menghasilkan antibiotik untuk melawan Staphlococcus aureus. Dalam sebuah wawancara majalah Science, Richard Gallo, kepala Departemen Dermatologi Universitas California San Diego dan penulis senior studi tersebut, menyamakan penemuan peptida antimikroba itu dengan penemuan lain yang terkenal.
.
"Ini mencerminkan penemuan awal penisilin pada jamur roti. Ini pembentukan antibiotik secara alami yang sangat ampuh dan seperti disebut Dr. Nakatsuji secara selektif membunuh patogen tetapi mempertahankan bakteri normal untuk kesehatan yang hidup pada tubuh kita," kata Gallo seperti dilansir dari VOA News, Jumat (4/2/2017),
.
Teruaki Nakatsuji adalah penulis utama studi ini yang dipublikasikan dalam jurnal Science Translational Medicine. Para peneliti mengisolasi dan kemudian meracik S. hominis dan S. epidermis menjadi krim, yang dibuat khusus dengan bakteri berguna dari masing-masing penderita eksim, yang kemudian dioleskan pada kulit mereka.

Setiap pasien melihat penurunan S. auerus yang dramatis pada kulit mereka. Krim ini juga menekan pertumbuhan antibiotik yang resisten terhadap S. aureus. Gallo mengatakan kecil kemungkinannya bakteri berbahaya akan mengembangkan resistensi serupa terhadap peptida antibiotik alami seperti halnya terhadap antibiotik buatan manusia yang pada akhirnya gagal pada sebagian pasien. Alasannya, krim yang dibuat sesuai kebutuhan individu ini berisi lebih dari satu antibiotik alami.
.
"Resistensi terjadi ketika Anda menyerang bakteri hanya dengan satu cara. Dan jenis pendekatan mikrobiom atau terapi bakteri ini menyerang patogen, dengan beberapa cara yang berbeda pada saat yang sama. Ternyata itulah cara tubuh melawan infeksi secara alami dan cara itu sudah efektif dalam evolusi ratusan ribu tahun," tambahnya.

Para peneliti mengatakan krim kulit yang dibuat, nantinya sesuai kebutuhan individu. Bahkan bisa dikembangkan untuk mengobati kondisi kulit lain seperti jerawat.

Sumber : liputan6.com

No comments:

Post a Comment